widgeo.net

Kamis, 20 Oktober 2011

Nilai Kehidupan dari Ayah dan Ibu

Kebijaksanaan Seorang Ayah dan Kasih Sayang yang Tulus Seorang Ibu


          Terkadang tanpa kita sadari, kehidupan senantiasa mengajarkan kepada kita ilmu-ilmu kehidupan yang sangat berharga. Ilmu tersebut tidak akan kita dapatkan pada kelas-kelas sains, bahkan kelas social sekalipun. Yah, inilah yang di namakan ilmu kehidupan, ilmu yang didapatkan hanya dengan kepekaan diri kita untuk menangkapnya dari serangkaian kisah hidup yang telah kita lalui, dan di dalam ilmu kehidupan itulah nilai-nilai kehidupan yang sangat berharga kita dapatkan.
            Berbicara mengenai ilmu kehidupan, saya memiliki dua orang figure yang berbeda namun merupakan 1 rangkaian yang kompleks yang telah membimbing dan mengajarkan saya begitu banyak hal selama hidup di dunia ini. Yah siapa lagi kalau bukan Ayah dan Ibu.
            Keduanya merupakan 2 insan yang berbeda, namun perbedaannya itulah yang kemudian membuatnya menjadi satu, dan makin kuat dalam menghadapi segala sesuatu. Ayah, darinyalah ku dapatkan sebuah nilai, sebuah nilai kehidupan yang sangat berharga. KEBIJAKSANAAN. Tidaklah mudah untuk menjadi seorang Ayah sekaligus sebagai pemimpin Rumah Tangga. Terkadang seorang Ayah harus dengan berani memarahi bahkan memukul anaknya sekalipun itu melukai HATInya sendiri. Namun semua dilakukannya semata-mata hanya untuk membenarkan arah jalan hidup anaknyasehingga tidak melenceng. Tak rela Ayah harus banting tulang, kesana kemari mencari nafkah yang halal hanya untuk member makan keluarganya, bahkan terkadang tanpa kita ketahui, seorang Ayah rela menahan malu kepada keluarga ataupun kerabatnya untuk meminta pinjaman tatkala membutuhkan uang untuk suatu keperluan tertentu atauoun untuk memenuhi permintaan anaknya. Seorang Ayah rela mencari pinjaman kesana-kemari hanya untuk anaknya tersayang, tanpa pernah kita ketahui !! Itulah kebijaksanaan seorang Ayah yang rela berkorban demi kebahagiaan keluarganya, tanpa pernah sekalipun meminta balasan, karena semua dikerjakannya betul-betul ikhlas dari dalam hati, tanpa pamrih sedikit pun.
            Ibu, dari rahimnya lah aku dilahirkan. Sejak kecil aku di rawatnya, hingga saat ini. Dialah sang Wanita Luar Biasa, keturunan Hawa yang tiada hentinya memberikan kasih sayangnya kepada setiap anaknya. Ibu rela mengurangi waktu tidurnya di malam hari ketika anaknya terbangun menangis dan minta menyusui. Ibu rela mengurangi jatah makannya, ibu rela tidak membeli pakaian baru, bahkan kosmetik sekalipun, semua itu dilakukannya demi menutupi kekurangan kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari. Sewaktu anaknya menginjak usia sekolah, maka Ibu mengantarnya ke sekolah bahkan bisa dikatakan ikut bersekolah bersama anaknya. Ketika anaknya memasuki masa ujian, maka Ibu juga ikut menghafal untuk membantu anaknya belajar, dan ketika anaknya sakit, ibu sebenarnya juga sakit, namun Ibu senantiasa berusaha agar tetap terlihat kuat di depan kita. Ketika anaknya beranjak remaja, Ibu akan senantiasa memperhatikan anaknya, bahkan terkadang mengomeli anaknya tatkala anaknya berbuat kesalahan. Itu semua beliau lakukan karena Ibu sayang kepada anaknya. Ketika anaknya sedang bersama teman-temannya, seringkali kita merasa malu dengan gaya Ibu yang terlihat kuno di mata anaknya. Tetapi tanpa kita sadari Ibu selalu bangga menceritakan anaknya kepada teman-temannya, keluarga bahkan kepada tetangga sekalipun. Yah, itulah Ibu, dengan kasih sayangnya yang tulus kepada anaknya. Kasihnya bagaikan hembusan angin yang tidak dapat kita lihat, namun dapat kita rasakan. Itulah bentuk kasih saying Ibu kepada anaknya.
            Kebijaksanaan seorang Ayah dan kasih sayang yang tulus seorang Ibu. Itulah dua nilai kehidupan yang ku dapatkan darinya. Sungguh suatu nilai kehidupan yang tidak akan saya ataupun anda dapatkan dari SIAPAPUN, kecuali dari AYAH dan IBU. I LOVE YOU MOM, I LOVE YOU DAD.

“Dibalik kesuksesan seseorang, terdapat untaian doa orang-orang yang menyayangimu. Mereka menaruh harapan besar kepadamu, senantiasa menyebutmu dalam setiap doa-doanya. Kemudian alasan apa yang membenarkanmu untuk berleha-leha dan bermalas-malasan ?!? Tegakah dirimu untuk menyakiti orang-orang yang senantiasa menyebut nama mu pada setiap doanya ?? Tegakah diri kita? Tanya hati kecilmu, wahai manusia yang berhati nurani” (Afif, 2010)

4 komentar:

Unknown mengatakan...

ibu.. ada surga di telapak kakimu, begitu besAR atinya di hadapan sang pencipta, sedankan ayah, beliau banting tulang untuk penghidupan anak2nya dan rumah tangganya,, nice post dg.. :)

Unknown mengatakan...

Betul betul betul...so don't be shy to say I LOVE YOU MOM . . . I LOVE YOU DAD :)

Unknown mengatakan...

surga memang ditelapak kaki ibu,, hanya saja ilmuwan belum bisa memastikan telapak kaki sebelah kanan atau kiri, :)
hehe, just kidding
gak pernah malu bilang love u mom,dad,,tapi selalu menitikkan airmata. . . rinduuuu

Unknown mengatakan...

@ayumi : hehehehe....