widgeo.net

Sabtu, 24 Desember 2011

It's time for Paralayang versi WAPA MANGGALA

Nikmatnya Terbang dengan Paralayang

Pemasangan peralatan dan pemberian arahan singkat oleh senior
            Panas masih cukup terik kala itu, ketika kami calon anggota WAPA MANGGALA (Unit Pecinta Alam IPDN) di suruh berkumpul untuk mengadakan latihan. Awalnya sih saya juga agak dongkol, kok ngumpulnya siang2 gini, mengganggu waktu tidur siang saja, bisikku dalam hati. Tapi sebagai kader yang baik hati dengan keloyalitasan yang cukup tinggi (padahal sy datangnya telat sih, tapi kata2nya macam betul saja, hahaha) pada pukul 15.00 WIB saya pun turun ke balairung tempat kumpul kami para calon kader untuk melaksanakan latihan (Sebenarnya kami di suruh berkumpul tepat pada pukul 14.00 WIB, namun karena saya orang Indonesia dengan adat “jam karet” , yahh…akhirnya 1 jam setelahnya baru saya kumpul, ckckck, sungguh suatu sikap yang tidak patut di contoh !!! ).
            Angin berhembus cukup kuat, sinar matahari masih terasa cukup terik, suhu udara normal untuk daerah pegunungan di jatinangor. Cuaca saat itu memang sangat mendukung untuk materi latihan kami saat itu, yaitu Paralayang. Namun sebelum saya jauh berceloteh tentang kegiatan latihan kami, saya mau share sedikit info nih tentang Paralayang.
           
            Olahraga paralayang adalah salah satu cabang olahraga terbang bebas. Paralayang dapat diartikan sebagai sebuah parasut yang dapat diterbangkan dan dapat mengangkat badan penerbang. Parasut atau pesawat ini lepas landas dan mendarat menggunakan kaki penerbang.
Olahraga paralayang lepas landas dari sebuah lereng bukit atau gunung dengan memanfaatkan angin. Angin yang dipergunakan sebagai sumber daya angkat yang menyebabkan parasut ini melayang tinggi di angkasa terdiri dari dua macam yaitu, angin naik yang menabrak lereng (dynamic lift) dan angin naik yang disebabkan karena thermal (thermal lift). Dengan memanfaatkan kedua sumber itu maka penerbang dapat terbang sangat tinggi dan mencapai jarak yang jauh. Yang menarik adalah bahwa semua yang dilakukan itu tanpa menggunakan mesin, hanya semata-mata memanfaatkan angin.
Peralatan paralayang sangat ringan, berat seluruh perlengkapannya (parasut, harness, parasut cadangan, helmet) sekitar 10 - 15 kg. Peralatan paralayang juga sangat praktis karena dapat dimasukkan ke dalam ransel yang dapat digendong di punggung. Olahraga Paralayang juga sangat kecil ketergantunganya dengan wahana lainnya.
Perlengkapan utama dalam olahraga paralayang antara lain parasut utama dan cadangan, harness, dan helmet. Perlengkapan pendukung terbang yang diperlukan antara lain variometer, radio/HT, GPS, windmeter, peta lokasi terbang, dll. Sedang perlengkapan pakaian penerbang antara lain baju terbang/flight suit, sarung tangan, dan sepatu berleher tinggi/boot.
Jenis parasut yang dipergunakan sangat tergantung dari tingkat kemampuan penerbang dan berat penerbang. Setidak-tidaknya terdapat tiga jenis parasut paralayang yaitu, parasut untuk pemula, parasut untuk penerbang menengah, dan parasut untuk penerbang mahir. Ukuran parasut juga harus sesuai dengan berat penerbangnya. Ukuran yang tersedia antara lain XS, S, M, L serta LL untuk terbang berdua/tandem.
            Namun kegiatan paralayang yang kami lakukan di IPDN cukup berbeda, karena kami tidak lepas landas dari atas gunung manglayang, kami lepas landas di lapangan parade (lho kok lepas landasnya di lapangan, trus gimana terbaangnya dong?? ) Ini dia sisi kreatif Praja, karena dengan menggunakan tali weebing yang di sambung, jadilah sebagai tali penarik untuk membantu penerbang bisa lepas landas di lapangan.


Tim penarik

            Jadi setelah semua perlengkapan terpasang, 5 hingga 7 orang bertugas untuk menarik tali penarik yang telah dikaitkan dengan penerjung. Jadi sistemnya hamper samalah ketika bermain layangan. Unik tapi menarik dan SERU !!
            Dari banyak praja yang mencoba, hanya beberapa saja yang berhasil terbang dengan mulus, yah itupun terbangnya tidak lama sih, dan ketinggian terbangnya hanya sekitar 10 hingga 15 meter aja, tapi cukup membuat adrenalin terpacu loh. Namun yang tragis yaitu, ada juga yang berhasil terbang dengan mulus namun jatuh (bukan mendarat, taapi JATUH) dengan mulus juga, karena begitu di atas, entah kenapa tiba2 saja terjatuh, PLOKK….!!. Namun syukur tidak ada yang cidera dalam kegiatan ini.


Siap lepas landas
Flying without wing ala WAPA :)


            Saya pun berkesempatan mencoba paralayang ini, namun tragisnya belum juga cukup 5 meter saya naik jatuh lagi, 3 kali saya mencoba namun tetap saja sama hasilnya. Kata teman2 sih, “sudahlah fif, capek kami narik kau, mungkin keberatan di dosa, makanya gak mau terbang”, hahahaha…….Yah itulah candaan kami sesama kader saat latihan. Namun suasana seperti inilah yang membuat kami semakin cepat akrab satu sama lain. Dan di unit inilah rasa persaudaraan dan kekeluargaan sangat besar saya rasakan.
            Serius tapi santai, santai tapi serius. Belajar sambil bermain, bermain sambil belajar. Itulah mungkin kata2 yang tepat untuk menggambarkan suasana latihan dan unit ini, WAPA MANGGALA. Semoga kita bisa tetap menjaga kekompakan ini dan mendapat manfaat dari apa yang kita lakukan, amien.

Tidak ada komentar: