widgeo.net

Senin, 01 September 2014

Kabupaten Nias

Secuil kisah di Nias

Nias, sebuah kabupaten yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatra dan masih termasuk dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara, “Pulau ini dihuni oleh mayoritas suku Nias (Ono Niha) yang masih memiliki budaya megalitik. Daerah ini merupakan obyek wisata penting seperti selancar (surfing), rumah tradisional, penyelaman, fahombo (lompat batu). Nias saat ini telah dimekarkan menjadi empat kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kota Gunungsitoli. (Wikipedia)

Bandar Udara Bidaka, Nias
Bayangan saya ketika menyebut Nias ialah uang kertas seribu rupiah yang terdapat gambar “Lompat Batu”, lompat batu merupakan sebuah tradisi yang digunakan oleh suku nias untuk menandakan seorang pemuda telah dewasa jika mampu melompati batu tersebut. “Batu yang harus dilompati dalam fahombo berbentuk seperti sebuah monumen piramida dengan permukaan atas datar. Tingginya tidak kurang dari 2 meter, dengan lebar 90 cm, dan panjang 60 cm. Pelompat tidak hanya harus melompati tumpukan batu tersebut, tapi ia juga harus memiliki teknik untuk mendarat, karena jika dia mendarat dengan posisi yang salah, dapat menyebabkan cedera otot atau patah tulang. (Wikipedia)
Namun dalam postingan kali ini bukan cerita soal lompat batu itu yang mau saya share (karena gak sempat main ke sana, sedihnya L ) tapi soal keeksotisan alam nya yang masih sangat alami, keramahan warga nias dan hasil alam berupa buah-buahan dari Nias yang sangat melimpah.
Berawal dari kedatangan kami (saya beserta 3 teman kantor) di Bandar Udara Bidaka Gunung Sitoli, Nias, dimana dalam perjalanan kami menuju kantor Bupati Nias, kami lansung di suguhi dengan pemandangan alam yang indah, pantai yang bersih, tebing-tebing tinggi dengan berbagai pohon beraneka macam yang tumbuh di sekelilingnya, sangatlah indah untuk di pandang mata, sangat kontras memang pemandangan seperti itu dengan kondisi di Kota Jakarta. Jakarta dihiasi dengan gedung-gedung pencakar langit yang saling lomba menggapai langit, sedangkan di Nias, pohon-pohon tinggi tidak hanya berdiri dengan kokoh, namun juga memamerkan kemesraannya dengan berbagai burung yang hinggap di rantingnya, sangat lah indah tuk di pandang keasrian dan kedamaian seperti itu.

Suasana pantai Kabupaten Nias
Setelah tugas kami laksanakan, dibawalah kami mengelilingi Nias, memang sih tidak banyak destinasi yang bisa kami datangi, lebih tepatnya kami hanya bisa wisata buah selama di Nias. Pada umumnya buah-buahan yang ada di Nias sama kok dengan buah-buahan yang ada didaerah lain, namun yang cukup unik adalah sistem penjualan serta harganya yang FANTASTIS. Bukannya mahal lho...tapi sumpah Murah BGT J. Jadi gak usah khawatir buat wisata buah di Nias. Untuk sistem penjualannya sendiri, buah seperti dukuh, langsat dan rambutan tidak lah di jual dengan sistem perkilogram, tapi per-buah. Sistem inilah yang unik menurut saya, sedangkan untuk harganya sendiri, untuk 100 (seratus) buah dukuh, langsat atau rambutan cuman dihargai Rp 5.000,- (Lima Ribu Rupiah). Sedangkan untuk 1 buah durian harganya berkisar dari Rp 3.000,- sampai dengan  Rp 5.000,- FANTASTIS bukan ?! Soal rasa, gak usah di ragukan lagi, manis, top markotop dahh J

Tawar menawar dengan pedagang buah
Menikmati durian Nias yang murah meriah :D


Secuil kisahku selama berkunjung di Kabupaten Nias, semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi.